Rabu, 23 Maret 2011

Mukjizat Hati


Syahdan di suatu zaman, ketika kami belum kehilangan cahaya Rasulullah Saw, ada satu rombongan / kaum
istimewa yg tiba2 menjadi "kelas dua", satu kaum yg tersingkir kemasyhurannya oleh kaum pendatang.
Namun, hebatnya kaum itu tdk merasa terpinggirkan. Tiada api benci di hati mereka. Tiada bara cemburu di
dada mereka. Malah sebaliknya mereka merasa terhormat dan berharga dgn kaum pendatang/imigran itu.
Merekalah yg dlm SiRAH NABAWIYAH disebut dgn kaum Anshar, sementara kaum pendatangnya disebut sbg kaum
Muhajirin.  (Silakan rujuk Al-Qur'an, surah al Hasyr ayat 8-10. Di sana termaktub ihwal dua kaum yg Allah
sgt muliakan keberadaannya.)

Kalau kita berkaca pd kondisi skrng, bukankah ihwal dengki yg membuat sejarah umat islam penuh dgn kaum2 yg
bertikai, sekte2 yg bersitegang, pribadi2 yg menyimpan dendam, pdhal mereka sama2 menyatakan Allah Yg
Esa dan Muhammad sbg Rasulnya ?

Bagaimana seorg muslim yg dengki akan mampu MENGHARGAI  mereka yg non-muslim, jika thdp saudara semuslim
saja dan dirinya sendiri itu sdh begitu berjarak dan jauh ? 

Kenapa ormas2 / kelompok2 / Jema'ah  Islam yg satu dgn yg lainnya berselisih soal2 keberagamaan mereka
sendiri, kenapa kita tdk bisa spt kaum Anshar dan kaum Muhajirin ?

Padahal Rasulullah SAW sdh mengingatkan: "Jgn lah kalian saling mendengki, saling memfitnah, saling
membenci, dan saling membelakangi. Jadilah kalian Hamba2 Allah yg bersaudara. Jgn lah seorg muslim
berjual beli sesuatu yg msh dlm penawaran muslim lainnya dan jadilah kalian hamba Allah yg bersaudara.
Taqwa ini ada disini (seraya Rasulullah me-nepuk2 dadanya, beliau mengucapkannya tiga kali - Bukhari Muslim)

Manakala benci, iri, dengki, kesal, semua berkerumunan menjadi satu. Pada saat itulah hati yg semula
memancarkan cahaya berubah menjadi api. Energi hati sang Pendengki tdk lg menyuluh kan pencerahan ke
setiap org. Sebaliknya ia menebar aura panas ke setiap org. Sesungguhnya ketika laku mendengki dan
sejenisnya ini tengah bekerja, seseorg bukan hanya tdk bisa berdamai dan bertindak adil thd org yg
dibencinya, tp jg thd dirinya sendiri.

Hati pendengki adlh hati yg menolak mukjizat ketika jiwa sedang diselimuti kedamaian. Ia rela
mengorbankan keajaiban hati.

Kata Nabi, setiap kejelekan mencetak satu noktah hitam di hati muslim. Oleh krn nya Jgn biarkan hati kita
kian hitam hanya krn merasa tak bahagia atas nikmat org lain. Hapuslah per-lahan2 noktah hitam itu dgn
segenap kebaikan2 yg membuat saudara kita bahagia. Hormati dan hargailah ia, pujilah keberhasilannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Al-Quran Online